Dari Puncak Gunung Prahu

Diartikel sebelumnya ceritaku soal pendakian G. Prahu Wonosobo. Kata temenku waktu dia ke Prahu beberapa waktu yang lau, masih sepi para pendaki. Tidak seramai dan sepadat kemarin. Kalau dilihat-lihat memang ramai, sangat ramai. Sampai-sampai susah untuk mencari tempat mendirikan tenda. Syukurnya, kami sampai puncak masih petang jadi masih cukup mudah dan ada tempatnya, walaupun sempit.

Saat semakin ramainya tempat-tempat indah di negeri ini dikunjungi orang, semakin sedikit tempat untuk mencari ketenangan. Walaupun itu dipuncak gunung sekalipun. Kata temenku, semenjak ada yang namanya instagram dan sebangsanya. Banyak tempat eksotik yang tersembunyi dari publik mulai terpublis. Dan selama itu juga banyak orang berdatangan.

Okey, jangan salahkan instagram karena dengan itu, banyak orang yang suka olah raga [mendaki]. Banyak orang yang mulai tahu indahnya Nusantara ini, tanah kita ini. Indonesia. Rumput hijaunya, tanahnya, pepohonanya, sunrise, sunset, hujanya, dinginya dan teriknya negeri ini. Aku sih berharap semakin banyak orang yang tahu dan semakin pula cinta dengan Nusantara. Ngapain pergi jauh-jauh kalau disekitar kita, alam kita saja indah.

Kabar buruknya, semakin banyak yang pergi ke gunung [mendaki] alamnya malah rusak. Entah ini memang kodratnya atau karena ulang manusia juga [kita yang tidak bertanggun jawab]. Misalnya nih, naik bawa barang-barang, pas turun tidak dibawah pulang bekasnya [sampah]. Entah karena lupa atau hal lainya. Berprasangka baik dulu lah.

Mungkin karena sudah garisnya kali ya. Semakin banyak yang menjamah maka semakin merusak. Entahlah...

Puncak Sumbing dan Sindoro
Puncak Sumbing dan Sindoro - rudiharto.com

Ramainya Puncak Gunung Prahu
Ramainya Puncak Gunung Prahu - rudiharto.com

Mari para pendaki, pecinta alam, traveller dan semua orang khususnya saya sendiri berusaha menjaga alam ini. Agar anak cucu kita kelak masih sempat melihat indahnya alam Nusantara seperti pendahulunya.

Post a Comment