Ber-Enam Saja
Nama saya rudi, bukan nama sebenarnya. Aku bekerja di salah satu perusahaan swasta di Surabaya. Beberapa hari terakhir entah kenapa saya merasa jenuh. Bukan karena pekerjaan, bukan karena ada masalah dengan kawan-kawan, bukan juga persoalan asmara. Entah, mungkin memang sudah waktunya merasa jenuh. Walaupun demikian, pekerjaanku dan rutinitas tetap berjalan seperti biasa. Tidak ada yang menarik.
Waktu itu hari hujan turun, saya melihat dari jendela kamar rumah. Saya masih ingat waktu itu hari minggu siang hari pada awal bulan maret. Kenapa saya nggak pergi nonton saja, kebetulan ada film yang menarik perhatian. Baik, sudah saya putuskan esok harinya, hari senin setelah pekerjaan selesai saya merapikan meja kerja agar segera pergi ke bioskop untuk memesan tiket. Dua puluh menit saya sampai di bioskop di mall yang jaraknya tidak jauh dari kantor saya bekerja. Empat eskalator saya lewati karena bioskop itu terletak di lantai atas Mall tersebut. Seperti mall-mall pada umumnya, entah kenapa dan dengan alasan di tempatkan seperti itu. Bukan urusan saya juga memikirkan itu.
Saya memilih jam tayang 18:30 seperti yang sudah direncanakan sebelumnya. Agar tidak terlalu malam pulangnya, karena waktu itu sedang mendung. Jam 17:50 tiket sudah ditangan, takut ketinggalan sholat magrib saya putuskan sholat dulu baru masuk ruang pemutaran film.
Pukul 18:15 saya sudah sampai di depan pintu masuk karena pintu sudah dibuka, saya ijin mbak di depan untuk masuk dan menyerahkan tiket untuk akses masuk.
Hlooh… kosong nggak ada orang. Cakapku dalam hati.
Hmmm. Paling pada belum selesai sholat, nanti juga banyak sebelum film diputar. Mencoba menghibur sambil tersenyum malu.
Baru iklan yang tayang, saya menyibukan dengan membaca reretak #2 “Payung” yang saya pinjam dari teman kantor dua hari yang lalu. Entah ini majalah, mini majalah, atau apalah belum sempat Tanya lagi.
Satu dua tiga orang mulai masuk ruangan. Lega dalam hati. Takutnya hanya saya sendiri di ruang sebesar bioskop. Bagaimana jika tiba-tiba film yang di putar adalah film horror The Ring yang setanya muncul dari layar didepan dan melihat saya sendiri lalu mendekat. Merinding broo
Dua orang lagi datang laki-laki dan perempuan. Entah siapa mereka. Jadi saat film mulai diputar fix hanya enam orang yang ada di ruang bioskop nonton. Beberapa saat kemudian datang embak lalu duduk di kursi paling depan. Tidak lama kemudian ada Mas datang, berdiri sambil melihat ke layar film. Pikirku mereka adalah penjaga yang tadi di luar.
Film selesai saya pulang dan kehujanan. Oiya, film yang saya tonton judulnya “2014” film Indonesia. [tamat]
Posting Komentar